Jumat, 14 Juni 2013

Bagi Slank, Bali adalah Rumah Kedua

BAGI grup musik kenamaan Slank, Bali bukan hanya tempat yang menarik untuk dikunjungi. Bagi seluruh personelnya, Bali malah sudah seperti rumah kedua. Tiap kali ada kesempatan manggung di Bali, serasa seperti “pulang ke rumah sendiri”.  Kalau menyebut Bali, kayaknya selalu ingin kembali lagi.

Begitulah pengakuan Kaka dan Bimbim, di sela-sela temu wartawan serangkaian acara Road To Soundrenaline 2013 yang digelar di pantai Mertasari, Sanur, Sabtu (15/6). Kata Bimbim, kalau konser ke Bali pasti ramai-ramai dengan keluarga, sehingga terasa seperti piknik saja. Sering kali kalau ada acara di Bali, Slank selalu datang lebih awal dan pulang paling terakhir. 
Grup Slank bersama Robert Gautama (ke-3 dari kanan), senior brand manager A Mild

Bukan tanpa alasan kalau semua personel Slank mengaku senang dan betah kalau ada kesempatan tampil di Bali. Bimbim mengakui sebagian lagu Slank diciptakan di Bali, di sela-sela kunjungan maupun acara konser.  Tak heran kalau Bali juga menjadi sumber inspirasi lagu anak-anak “gang Potlot” ini. Sebut misalnya lagu “Bali Bagus”, "Poppies Lane", dan “Tepi Campuhan”.

Di bagian lain, Slank juga memuji kekompakan dan solidaritas para slankers , sebutan untuk penggemar grup ini. Slanker Bali termasuk sangat welcome dan kerap mau membantu kalau ada slanker dari luar pulau yang datang menyaksikan Slank main di Bali. Akan halnya kekhawatiran penggemar fanatik mereka akan rusuh saat Slank tampil, Kaka dan Bimbim tegas menampiknya.

Bimbim menceritakan pengalamannya manggung di salah satu kota di pulau Jawa belum lama ini. Sebelum-sebelumnya, tiap kali tampil di kota itu, nyaris selalu berakhir ricuh. Nah, saat tampil terakhir, kebetulan Slank punya konsep tampil beda, membawakan lagu-lagu berirama pelan. Yang luar biasa, kata Bimbim, penonton yang terkesan sulit diatur dan berpotensi rusuh itu, malah duduk tertib dan tenang menikmati sekitar 15 lagu-lagu romantis dari Slank seperti hits “Terlalu Manis” atau “Mawar Merah”.

“Jadi lagu yang kita bawakan berpengaruh juga. Saya teringat apa yang pernah disampaikan Iwan Fals, kalau kita sudah ada di panggung, kita adalah rajanya. Mau kita bikin suasana seperti apa sebetulnya bisa. Percaya diri saja, jadi sebenarnya penonton bisa kita atur dan kita kendalikan,” cerita Kaka.

Walau begitu diakuinya, tak jarang dalam beberapa kali manggung, Slank sering “melenceng” dari repertoar yang sudah disusun. Ketika misalnya terasa capek, atau melihat penonton sudah lelah, bisa saja tiba-tiba lagunya diganti yang pelan. Sebaliknya kalau penonton masih enerjik dan stamina masih bagus, “habisin saja,” kata Kaka sambil tertawa. *adn  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar