Minggu, 08 April 2012

Trend Baru: Jual CD Musik di Restoran, Mini Mart, SPBU !

APA kabar musik Indonesia? Perkembangan industri dan pasar musik di tanah air boleh dibilang sangat cepat berubah. Produksi dan pemasaran pita kaset dan cakram digital begitu drastis menurun ketika MP3 dengan cepat memasyarakat. Toko kaset atau kerennya music store yang dulu menjamur kini sudah sangat sulit ditemukan terutama di kota seperti Denpasar dan sekitarnya.

Dalam sekejap kemudian berganti era lagu sebagai pengganti nada panggil atau ringback tone alias RBT (istilah ini dimunculkan Telkomsel yang memang pertama memelopori). Siapa sangka RBT yang sempat menggelembungkan pemasukan sejumlah artis dan produser, kini sudah merosot tajam dan kian sedikit pemakainya.
Jika pita kaset dan CD makin sedikit diproduksi, toko musik makin langka, RBT juga sudah meredup, apakah musik nasional sudah tak bersinar terang lagi, tinggal kedip-kedip? Nanti dulu ... Diam-diam ada trend baru dalam perkembangan industri musik tanah air. Pemasaran rekaman CD kini tak lagi di toko musik, tapi di restoran, mini mart, bahkan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya di pom bensin alias SPBU!
Jualan CD musik melalui restoran, awalnya mungkin sebatas terobosan kerjasama saja ketika salah satu jaringan restoran yang punya banyak gerai di seluruh tanah air memproduksi CD musik eksklusif. Tinggal makan atau beli paket menu, tambah sekian rupiah, langsung dapat satu CD musik. Cukup diminati, lama-kelamaan malah sejumlah artis kenamaan nasional mau digaet atau tak segan-segan “nitip jualan” melalui restoran serupa. Bahkan artis sekelas Agnes Monica hingga TRIAD bekerjasama dengan jaringan KFC untuk memasarkan karya mereka.
Dari restoran kemudian meluas ke mini mart. Band sekaliber KLa Project yang merilis album khusus mereka “Exellentia” dalam format CD, memilih bekerjasama dengan Alfa Mart yang memiliki jaringan cukup luas secara nasional. Yang tak kalah uniknya, jualan rekaman melalui pom bensin alias SPBU. Pesinetron Teuku Wisnu membuat terobosan ini setahun silam dengan merilis CD “Cerita Cinta”. Belakangan grup band D’Bagindas juga ikut memasarkan CD mereka secara eksklusif di SPBU saja.
“Ini memang trend baru, sah-sah saja jualan kaset atau CD di rumah makan. Atau misalnya sambil makan di restoran dapat bonus CD musik,” ujar pengamat musik Bens Leo saat bertandang ke Bali beberapa waktu lalu.
Menurut Bens Leo, memang ada banyak pergeseran dalam soal trend produksi atau menikmati musik saat ini. Ia menuturkan, malah di luar negeri, mulai ada trend orang kembali beralih ke piringan hitam. “Kalau kembali ke era pita kaset sepertinya sulit ya, tapi selalu ada perkembangan baru yang menarik,” ujarnya.
Mencermati fenomena secara umum dalam industri dan pemasaran musik secara nasional, kiranya produser atau musisi Bali mencoba hal serupa. Kenapa tidak misalnya satu saat bisa beli kaset atau CD penyanyi pop Bali di warung atau rumah makan nasi ayam betutu, atau rumah makan babi guling? *** adn

Jumat, 06 April 2012

Kecak di Tengah World Music

Gus Teja Tampil di Penang World Music Festival

Gus Teja saat tampil di Penang
World Music Festival
(foto by : Danny Lim)
GUS TEJA bersama timnya di GTWM (Gus Teja World Music) mendapat satu kesempatan istimewa belum lama ini. Mereka diundang tampil di negeri jiran, Malaysia serangkaian Penang World Music Festival. Ada banyak kesan dan pengalaman luar biasa yang dirasakan musisi yang sudah menghasilkan dua album instrumental ini.

“Saya dan grup sangat menikmati hari-hari kami di sana, karena di samping fasilitas yang diberikan istimewa, kami juga bisa bertemu dan berkenalan dengan para musisi world music dunia,” cerita Gus Teja.

GTWM berada di Malaysia selama lima hari, 29 Maret – 2 April lalu. Mereka menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia di event tersebut. Selain dari Bali, penampil lainnya dari Rusia, New Zealand, Guinea-Afrika, Mongolia, Korea Selatan, Colombia, Vanuatu, Vietnam, Belgia, Irlandia, Australia, Philippines, dan Malaysia selaku tuan rumah.

 Dalam event world music yang dibagi menjadi tiga hari pertunjukan itu, dan GTWM mendapat kesempatan tampil hari terakhir, 1 April. Delapan lagu dari kedua album mereka dimainkan, selain lagu-lagu yang belum dirilis ke dalam album. Seperti komentar sejumlah penikmat musik melalui internet dan blog, Gus Teja menjadi penampil yang banyak disukai selain dari Mongolia.

 “Memang benar, dan mereka sangat antusias dan bersemangat sekali dalam menikmati tiap sajian world music yang kami bawakan,” cerita Gus Teja.

Pengalaman berkesan lainnya, saat semua musisi mengadakan work shop singkat yang juga dihadiri banyak penonton. Setiap grup menunjukan ciri khas dari daerahnya masing-masing. Saat itu Gus Teja membawakan kecak dan penonton di sana sangat mengenal kecak dengan baik. Di akhir acara semua musisi melakukan jamming. “Auranya terasa sangat luar biasa. Ini sangat menyenangkan, karena saat itu kita bisa sharing kebudayaan dengan semua orang, dan bisa memperkenalkan budaya Bali melalui musik kepada semua orang,” demikian Gus Teja.

Satu hal yang juga berkesan bagi Gus Teja dan kawan-kawan, adalah profesionalitas dari pihak penyelenggara di sana, yang sangat sigap, cekatan, dan profesional dalam menyelenggarakan event itu dan memperhatikan pengisi acara, sehingga semua bisa tampil dengan nyaman. “Mungkin hal-hal semacam ini patut kita contoh untuk event-event di Bali yang bersifat internasional,” harap Gus Teja. *** adn

Bertandang ke Itali Seminggu, Gratis!

  Rasakan Pengalaman Motorsport dan Lifestyle Kelas Dunia
Dionisius Nathaniel, brand manager Marlboro bersama Manager Area Marketing PT HM Sampoerna Tbk. wilayah Bali, Youdi Mangundap, di depan replika mobil F1
JALAN-JALAN ke Itali, merasakan pengalaman motorsport dan lifestyle kelas dunia di sana selama seminggu, gratis pula, siapa yang tidak mau?. Mungkin ada yang mengatakan mimpi kali ya? Namun itulah yang ditawarkan brand Marlboro melalui program Marlboro RedRush. Jika Anda terpilih sebagai salah satu dari 10 pemenang yang dijaring di delapan kota yang beruntung kena program ini, termasuk Bali, siap-siaplah untuk bertandang ke negeri F1 tersebut.
“Program ini dibuka selama tiga bulan sampai bulan Juni. Pemenangnya akan diberangkatkan tahun ini juga, bulan September 2012,” jelas Dionisius Nathaniel, brand manager Marlboro di Kuta, belum lama ini.
Cara mengikuti program ini juga unik, dengan mendaftar sebagai peserta secara online di www.marlboro.co.id atau offline melalui tim brand presenter Marlboro. Lalu jika sudah lolos verifikasi – persyaratannya perokok dewasa, 18 tahun ke atas --  peserta dapat mengakses akun pribadi di www.marlboro.co.id yang di dalamnya berisi virtual car, QR code, dan rush point. Di sinilah peserta Marlboro RedRush harus meningkatkan rush point dengan memodifikasi virtual car serta melakukan berbagai kegiatan interaktif menarik via online dan offline.
Kegiatan interaktif menarik via online di www.marlboro.co.id terdiri dari Solve the Rush Puzzle, Rush Hour Delivery, Rush Seekers, What’s Cooking Italia dan online racing yang merupakan interaksi dengan peserta lain. Sementara kegiatan interaktif menarik via offline bisa melalui tim brand presenter Marlboro yang bisa ditemukan di berbagai spot terkemuka.
Selamaprogram Marlboro RedRush akan ada Marlboro RedRush Truck dan Marlboro RedRush Night Events di delapan kota yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Samarinda. Dalam dua acara itu, perokok dewasa juga bisa berinteraksi langsung dengan mobil Ferrari F1 dan beragam perangkat balap original yang didatangkan dari Italia.
Dijelaskan pula, selama seminggu menikmati Marlboro RedRush Week, para pemenang akan diajak berkunjung  ke kota Parma, bertemu pemenang dari negara-negara lain serta para pelatih dari tim Ferrari Italia lalu menikmati pengalaman kuliner Pizza Night. Selain itu berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di sirkuit Varano, Parma, salah satunya drifting session dengan pembalap profesional.
Pemenang juga akan diajak menyambangi  Maranello, the home of Ferrari, hingga mengendarai Ferrari F430 dengan berbagai tantangan menarik dan co-driver Ferrari F1 three-seater. Tentu tak ketinggalan, mengunjungi salahsatu kota terbaik lifestyle dunia, Milan. ***