MENYEBUT
nama Gung Dea, mungkin tak banyak yang ingat atau tahu, dibandingkan menyebut nama penyanyi lagu pop Bali pada umumnya. Seperti kebanyakan arranger atau penggubah musik lain yang bergerak
di balik layar, begitulah adanya. Padahal dalam kurun waktu lebih dari 10
tahun, sudah cukup banyak rekaman penyanyi pop Bali yang melibatkan peran Gung
Dea sebagai penggubah musik. Salah satu lagu
populer yang mendapat sentuhan tangannya, “Somahe Bebotoh” yang dinyanyikan Dek
Ulik.
Gung Dea |
Awalnya pria
kelahiran 19 Desem- ber 1942 ini hanyalah penggemar, sedari remaja memang senang
mendengarkan lagu pop Bali. Per- kenalannya dengan musisi dan penyanyi lagu pop
Bali berawal dari sanggar Canting Camplung di tahun 90-an. Adalah pencipta lagu juga penyanyi Gung Galih yang
kemu- dian menyarankannya untuk belajar menggarap musik.
“Sebelumnya saya
hanya bisa ber- main gitar, itupun hanya mengikuti chord saja. Kalau main keyboard masih sekadar bisa. Dengan doro- ngan
dari Gung Galih saya belajar bikin aransemen berbekalkan key- board saja,
tidak menggunakan alat recording seperti
sekarang. Semua saya pelajari secara otodidak,” ceritanya.
Album “Kelangan”
grup Putra Dewanga binaan Gung Galih menjadi proyek rekaman pertama yang
seluruh lagunya diaransemen Gung Dea. Salah satu lagu yang sempat mencuat dari
album ini, “Bah Bangun”. Terakhir ia menangani rekaman grup Duo Liku, “Lika
Liku Laki Laki”.
Jangan ditanya
berapa banyak lagu yang sudah ditangani pria bernama asli Anak Agung Gede Agung
Arinata ini. Karena saking asyiknya menuntaskan pekerjaan ini, ia tak sempat
mendata atau mendokumentasikan karya yang pernah melibatkannya. Yang jelas
menangani lagu untuk penyanyi pendatang baru maupun penyanyi yang sudah punya
nama, tak ada bedanya bagi pria asal Gianyar ini
“Kesulitan biasanya
muncul saat tidak ada mood atau istialah
anak sekarang, lagi galau, hehehe … Kalau dengan penyanyi tak ada masalah, baik
itu yang sudah tenar maupun pemula. Hanya untuk untuk pemula saya selalu berikan
support, karena bagaimanapun saya
merasa yang pemula patut dibantu untuk bisa lebih mencintai lagu Bali,” tutur
pria yang sehari-harinya bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab
Gianyar ini.
Gung Dea tak
mengelak kalau lagu yang digarapnya kebanyakan memang lagu pop dengan sentuhan
khas nada-nada pentatonik seperti unsur gamelan. Mungkin karena kebetulan lagu
yang diberikan oleh si pencipta, nuansa musiknya lebih cocok ke nada-nada pentatonik.
Walau demikian Gung Dea juga banyak menggarap musik yang mengarah ke pop
mandarin. Baginya tidak ada masalah dengan warna musik, karena lebih menjadi
kepuasan manakala musik garapannya bisa diterima di telinga penggemar lagu pop
Bali. *adn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar