BAGI penyanyi lagu Bali, Yong Sagita, semua lagu yang pernah ia rekam punya kesan. Namun dari sekian hits yang pernah ia buat, lagu “30-11-91” menjadi lagu kenangan yang punya kisah tersendiri. Ceritanya di tahun 1991, Yong Sagita genap berusia 30 tahun. Sebelum kembali ke Denpasar, merayakan ulang tahunnya, ia sempat mampir di salah satu warung kopi di Sangsit. Ketika melihat yang jualan kopi seorang perempuan cantik saat itulah muncul ide menggarap lagu, dan jadilah “30-11-91”.
Kini, lagu tentang dagang kopi jegeg tersebut genap berumur 20 tahun, dan Yong Sagita sendiri memasuki usia genap setengah abad alias 50 tahun. Walau awalnya penyanyi berkumis tebal ini sambil senyum-senyum agak enggan menyebut usianya. Namun yang jelas ia mengakui, sampai di usia saat ini, dunia musik masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari jiwanya. Bahkan sekalipun disibukkan dengan usaha mengelola warung makan, ia tetap menyisihkan waktu untuk menyanyi. “Kalau menyanyi susah rasanya ditinggalkan,” ujar Yong yang belum lama bergabung dalam konser tiga bintang bersama Widi Widiana dan Nanoe Biroe.
Yang menarik, meskipun kali ini tergolong ulang tahun istimewa, ulang tahun emas, tak ada kesempatan bagi Yong untuk pesta atau membuat perayaan khusus. Selain harus pulang kampung untuk upacara adat, ia juga harus melayani pesanan yang lumayan untuk warungnya, belum lagi kesempatan manggung di Negara Kamis besok. Walau begitu ia tetap menyediakan waktu bagi teman-teman sesama penyanyi lagu Bali yang ingin bersilaturahmi, sekadar mengucapkan selamat ulang tahun dan bercengkrama. Sebetulnya menandai ulang tahunnya ini pula, Yong Sagita sudah siap meluncurkan album rekaman dengan beberapa lagu baru dan hits lama yang direkam ulang, seperti “Ngipiang Tunangan”, “Semara di Kedisan”, “Ngiler-ngiler”. Namun album ini sendiri mungkin baru bisa dilepas ke pasaran pertengahan Desember, karena masih dalam proses produksi.
Sepanjang kariernya, Yong Sagita juga sempat menjadi salah satu kader salah satu partai politik. Tak heran jika kemudian label partai itu lekat dengan dirinya. Namun belakangan ia memutuskan untuk tidak lagi terlibat di kancah politik. “Sudahlah, saya menyanyi saja. Dengan tidak ikut partai, saya tidak memakai baju partai, saya merasa lebih nyaman karena menjadi milik semua orang,” tegasnya.
Yong Sagita mengaku bangga karena kini tak sedikit yang menyebutnya sebagai salah satu penyanyi lagu Bali legendaris. Walau ia mengaku awalnya hanya berpikir jadi seorang sopir saja. “Kalau akhirnya menjadi penyanyi lagu pop Bali dan terjun ke rekaman, saya sangat yakin, hidup ini adalah kehendak. Segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak juga. Karenanya sekarang saya makin enjoy saja menghadapi hidup ini... ya apa adanya,” tandasnya. (adn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar