Raja Band: Rai Klinci (kedua dari kanan, pakai topi) |
JAGAD musik pop Bali berduka. Rai Klinci, vokalis juga pendiri Raja Band meninggal dunia, Senin (18/11) lalu. Rai ditemukan meregang nyawa di kamarnya setelah menenggak racun serangga. Nyawanya tak terselamatkan saat dibawa ke RSUD Kapal. Kabar kematian Rai tentu saja mengagetkan sesama musisi dan penyanyi lagu Bali, bahkan tak sedikit yang tidak percaya.
Raja Band (berbeda dengan band nasional yang menggunakan huruf “d” menjadi Radja), muncul di pengujung 2003, bersamaan dengan menjamurnya grup band yang mengusung lagu berbahasa Bali saat itu. Album pertama self titled “Raja” berhasil melejitkan hits seperti “Keliwat Rengka”. Sempat berganti personel, band yang kuat dipengaruhi grup luar semacam Greenday dan Blik 182 ini kemudian merilis album kedua “Joker” di tahun 2006 dengan hits “Buka Nak Buduh”.
Dua kali ditangani salah satu label rekaman lagu Bali kenamaan, untuk album ketiga, Raja dengan formasi Ray Klinci (vokal, gitar), Goes Cungik (gitar), Nick Jempol (bass), dan Goes Mako (drum), mencoba merilis sendiri albumnya di bawah bendera Cawi Production. Muncul album “Tomblos” (2007). Setelah ganti drummer dari Goes Mako ke Mank Donal, terakhir, Raja melepas album “Roda Dua” (2010) dengan lagu unggulan antara lain “Makelo Sing Meketo”.
Kepada Bali Music Online, Ray Klinci yang banyak menggarap lagu untuk Raja Band pernah menyatakan kalau kemunculan Raja Band memang tak lepas dari persaingan antarband lagu Bali yang ketat. Namun lebih dari itu, yang membuat grup ini bertahan karena mereka ingin selalu berkarya, dan tidak mau melewatkan tiap ide yang muncul. Membawa bendera rock alternatif, mereka pun setia mengusung tema lagu bernuansa kritik sosial dan lingkungan, serta tentu saja tema kebebasan dan cinta. Namun jalan hidup memang tak bisa diduga, Raja Band harus berakhir dengan kematian Rai secara mengejutkan. Selamat jalan, Rai Klinci ... (adn)
Raja Band (berbeda dengan band nasional yang menggunakan huruf “d” menjadi Radja), muncul di pengujung 2003, bersamaan dengan menjamurnya grup band yang mengusung lagu berbahasa Bali saat itu. Album pertama self titled “Raja” berhasil melejitkan hits seperti “Keliwat Rengka”. Sempat berganti personel, band yang kuat dipengaruhi grup luar semacam Greenday dan Blik 182 ini kemudian merilis album kedua “Joker” di tahun 2006 dengan hits “Buka Nak Buduh”.
Dua kali ditangani salah satu label rekaman lagu Bali kenamaan, untuk album ketiga, Raja dengan formasi Ray Klinci (vokal, gitar), Goes Cungik (gitar), Nick Jempol (bass), dan Goes Mako (drum), mencoba merilis sendiri albumnya di bawah bendera Cawi Production. Muncul album “Tomblos” (2007). Setelah ganti drummer dari Goes Mako ke Mank Donal, terakhir, Raja melepas album “Roda Dua” (2010) dengan lagu unggulan antara lain “Makelo Sing Meketo”.
Kepada Bali Music Online, Ray Klinci yang banyak menggarap lagu untuk Raja Band pernah menyatakan kalau kemunculan Raja Band memang tak lepas dari persaingan antarband lagu Bali yang ketat. Namun lebih dari itu, yang membuat grup ini bertahan karena mereka ingin selalu berkarya, dan tidak mau melewatkan tiap ide yang muncul. Membawa bendera rock alternatif, mereka pun setia mengusung tema lagu bernuansa kritik sosial dan lingkungan, serta tentu saja tema kebebasan dan cinta. Namun jalan hidup memang tak bisa diduga, Raja Band harus berakhir dengan kematian Rai secara mengejutkan. Selamat jalan, Rai Klinci ... (adn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar