* Warna-warni Kehidupan dalam Balutan Lagu dan Lawak
Sebagian pendukung pentas kolosal Pramusru Bali di Taman Budaya, Denpasar, Sabtu (29/6) |
Pentas serangkaian Pesta Kese- nian Bali (PKB) ke-35
tersebut merupakan kesempatan ketiga kalinya bagi Pramusti untuk unjuk gigi
dengan menampilkan potensi yang ada. Seperti dua kali kesempatan sebelumnya,
untuk PKB 2013 ini Pramusti menampilkan pertunjukan musik drama, hanya kali
ini tidak mengambil satu cerita utuh, namun berupa fragmen warna-warni kehidupan
sehari-hari dalam balutan lagu dan lawak
yang dibagi ke dalam empat babak atau
empat segmen.
Sebelum suguhan utama, mulai pukul 19.00 penonton
dihibur penyanyi pendatang baru seperti Gede Beruk, Made Bayu, Tut Sumar, Ngurah Panji, Yuni Swari, Guna Swara, Ayuni Citra Dewi, Ayu Santi, Ayu Viona, hingga penyanyi angkatan lama seperti
De Balon dan De Oka S. juga Wisma Trika yang memboyong penari latar dari
Paguyuban Penggemar Lagu Pop Bali. Penampilan rancak ini cukup memanaskan
suasana, sebelum pentas utama dimulai pukul 20.00 wita.
Segmen pertama menampilkan keceriaan masa anak-anak
yang asyik dengan dunianya, larut dalam pertemanan, bermain, belajar. Pada segmen
ini pelawak anak-anak dari Sanggar Gita Ulangun dengan kepolosannya berhasil
membuat penonton dan undangan termasuk Gubernur Bali dan Ibu Ayu Pastika
terpingkal-pingkal. Mereka pula yang menjadi “pengantar” lagu-lagu dari Chisya
Wandira, Indah, Gek Riris, Dinda Wirasutha hingga Deva.
Tuntas segmen pertama, berikutnya memasuki segmen
liku-liku kehidupan berumah tangga dengan memanfaatkan setting warung kopi
sebagai tempat ngobrol dan berbagi cerita. Pelawak seperti Ayu Petong, Pekak
Botak dan kawan-kawan menjadi “pemancing” yang menjadi perangkai lagu-lagu yang
dibawakan Ayu Wiryastuti, Ari Sintha, Dek Arya, Putu Lina, Adi Wisnu, hingga
Trisna dan AA Raka Sidan. Lagu hits
masing-masing mewakili bagaimana suka-duka berumah tangga mulai dari menghadapi
mertua yang cerewet, suami yang kurang peduli dengan istri, hingga problem
kehidupan sebagai seorang duda bahkan janda.
Tak mau kalah dengan “senior-senior” yang
mendahului di segmen sebelumnya, pada segmen ketiga pelawak Rare Kual dengan
kekuatan penuh dari Singaraja juga sukses mengocok perut penonton dengan
banyolan khas mereka. Di segmen yang berlatar belakang kehidupan rumah kos ini,
Rare Kual berperan sebagai anak-anak kos yang merangkum problem asmara anak
muda yang terungkap melalui lagu yang dibawakan Bayu Krisna, Anggi, Duo Liku,
Duo Thiwi, De Ama, Eka Badeng, juga Marlen “Vitik” dan Dewi Pradewi. Satu
bagian yang mengharukan dari segmen ini manakala lagu “Tembang Kenangan” dari
Ayu Stiati (alm.) mengalun melalui rekaman video klip.
Meskipun hujan rintik sempat turun beberapa saat
dan “memaksa” sebagian penonton termasuk undangan beranjak, pementasan yang memasuki
segmen pamungkas tetap berlanjut. Lebih dari separuh penonton yang masih
bertahan tetap semangat apalagi selain menampilkan pengantar menarik dari
lawakan Sengap dan kawan-kawan, pada segmen ini barisan penyanyi yang muncul punya
penggemar cukup kuat. Diawali Margi yang membawakan “Ajeg Bali”, Gus Rajes
dengan lagu “Ogoh-ogoh”, Ray Peni menyanyikan “Karya Agung”, Dwi Negari yang mengajak
semua agar tetap ingat kepada-Nya melalui lagu “Eling”, “Agung Wirasutha” yang
berpesan melalui “Mulat Sarira” hingga Nanoe Biroe yang mengingatkan betapa
pentingnya menjaga semangat “Menyama”. Puncaknya Mang Gita, Dewi Pradewi, Eka
Badeng, dan Mang Cucun menembangkan “Taksu Bali” yang dirangkai dengan lagu “Taksu”
dari Ocha. Kolaborasi antara penyanyi
lagu pop Bali dari berbagai generasi dengan pelawak Bali, terasa hidup dengan
iringan gamelan dari Sanggar Puspa Kencana dan musik dari Lindia Band. *adn